JANGAN TERJEBAK DENGAN ISTILAH PONDOK QUR’AN DAN PONDOK KITAB

Ketika saya mengisi Seminar dan Diklat Singkat Metode Amtsilati di Perguruan Tinggi Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, ada mahasiswi yang bertanya : “Bagaimana caranya saya sebagai alumni Pondok Salaf memberikan pencerahan tentang pentingnya ilmu Alat (Nahwu-Sharaf) kepada alumni Pondok Modern yang lebih banyak hafalan Al-Qur’annya (daripada menghafal dan memahami ilmu Alat). ?”

Mahasiswi itu sangat termotivasi sekali (setelah mendengar Seminar Amtsilati), untuk mendalami Amtsilati dan mengajarkannya.

Kami pun menjawab bahwa sebenarnya tidak ada dikotomi dalam mempelajari ilmu agama yang memiliki banyak cabang ilmu.

Tentu menghafal Al-Quran tidak ada bandingannya dengan menghafal Nadlom-Nadlom Fan Ilmu. Bukan berarti yang lebih hafal Alfiyah ia yang akan lebih faham memahami Al-Quran, dan bukan juga yang sudah Hafal Al-Quran otomatis akan memahami maknanya juga.

Namun ini masalah prioritas mempelajari ilmu saja. Santri yang sudah mempelajari ilmu Alat jangan berbangga dengan hafalan Alfiyahnya karena perjalanan mencari dan mendalami Al-Quran masih panjang lagi. Sebaliknya juga, yang ditakdir menghafal Al-Quran terlebih dahulu jangan berhenti dengan hafalan dan murajaahnya. Inilah yang dinamakan belajar sepanjang hayat.

Ada persepsi bahwa mengaji nahwu-sharaf itu hanya untuk pondok salaf saja. Kalau pondok Al-Quran, mempelajari nahwu hanya sekedarnya saja. Disinilah, metode Amtsilati menjadi jembatan untuk semua kalangan dan lembaga baik pesantren, madrasah, sekolah bahkan perguruan tinggi.

Benar sekali! Metode Amtsilati memang tidak hanya diperuntukkan bagi pesantren salaf, tetapi juga sangat bermanfaat untuk pondok Al-Quran.

Metode ini memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya cocok untuk diaplikasikan di pondok Al-Quran, di antaranya:

1. Mudah dipelajari: Metode Amtsilati dikemas dengan cara yang mudah dipahami, bahkan bagi pemula sekalipun. Hal ini karena metode ini menggunakan contoh-contoh dari Al-Quran yang konkret dan aplikatif, sehingga peserta didik lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran.
2. Cepat menguasai materi: Metode Amtsilati dirancang untuk membantu peserta didik menguasai materi dengan cepat dan efektif. Hal ini karena metode ini fokus pada poin-poin penting dalam nahwu dan sharaf, sehingga peserta didik tidak perlu mempelajari materi yang terlalu rumit dan berbelit-belit.
3. Meningkatkan kemampuan memahami Al-Quran dan membaca kitab kuning: Metode Amtsilati membekali peserta didik dengan kemampuan untuk membaca kitab kuning dengan lancar dan tepat. Hal ini karena metode ini mengajarkan peserta didik tentang kaidah-kaidah nahwu dan sharaf yang terdapat dalam kitab kuning.
4. Membangun pemahaman yang mendalam: Metode Amtsilati tidak hanya membantu peserta didik dalam menghafal kaidah-kaidah nahwu dan sharaf, ada Metode Mausuati, yang akan membangun pemahaman yang mendalam tentang makna dan fungsi kaidah-kaidah tersebut.
5. Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran: Metode Amtsilati dapat menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Quran, karena metode ini membantu peserta didik dalam memahami makna Al-Quran dengan lebih baik.

Oleh karena itu, metode Amtsilati sangat direkomendasikan untuk diterapkan di pondok Al-Quran.

Dengan menerapkan metode ini, diharapkan para santri dapat lebih mudah dan cepat dalam mempelajari ilmu nahwu dan sharaf, sehingga mereka dapat lebih memahami isi Al-Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

Ingin lebih tahu secara langkah bagaimana menerapkan metode Amtsilati di lembaga Bapak/Ibu/Ustadz/Ustadzah?

Silahkan mendaftar Halaqoh Amtsilati Jawa Barat 1 di Kabupaten Garut yang akan dilaksanakan 02 Juni
Kuota hampir penuh jangan ditunda segera daftar (0852-2252-9887)